Sri..begitu
dipanggil namanya. Sri adalah seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja,tapi
banyak lelaki yang mengaguminya. Hanya saja Sri adalah seorang wanita yang
pendiam dan pemalu. Dulu..Sri sangatlah semangat dan rajin ke kampus, tapi
entah apa yang terjadi padanya..dia sekarang seperti tak peduli akan kuliahnya,
belajar semakin malas, dan tidak peduli akan nilai rendah yang diperolehnya.
Hingga pada suatu hari Sri bertemu dengan seseorang yang membuatnya semangat
lagi,dosen baru di kampusnya.
Hari
senin, Sri dengan santainya berjalan dari gerbang ke local tempat ia belajar.
Dia pikir tidak ada dosen yang masuk pagi itu..tapi begitu sampai di depan
local, tiba-tiba ia melihat seorang lelaki berpakaian rapi yang tidak ia kenal
sama sekali tetapi sangat mirip dengan kekasih hatinya. Dengan santai dan
senyuman ia pun masuk ke dalam local untuk mengikuti mata kuliah. Seperti
biasanya..sebelum memulai belajar, dosen baru memperkenalkan dirinya terlebih
dahulu. Awalnya Sri menyangka kalau dosen itu masih lajang, tapi ternyata sudah
menikah dan belum lama menikahnya, “bisa dibilang sich pengantin baru”,masih
hangat-hangatnya.hehehe....
Pada
saat pelajaran berlangsung…tiba-tiba dosen tersebut menunjuk Sri dan menanyakan
namanya “what is your name?”. Sri pun dengan hati yang dag dig deg duaar
menjawab…”Sri Pak!”. Dosen itu pun menanyakan mata kuliah yang dipelajari saat
itu pada Sri. Tapi Sri hanya diam dan tidak menjawab..yang kemudian dijawab
oleh temannya yang lain. Sejak saat itu, Sri sangat penasaran dengan dosennya
itu dan selalu merasa semangat, senang, dan dag dig dug duaar..ketika bertemu
dengan dosen tersebut.
Seminggu
telah berlalu, kejadian yang sama terulang lagi. Tapi untuk hari ini dosen itu
telah mengingat sendiri namanya Sri. Ketika itu.. dosen menunjuk ke arah Sri
biasanya duduk dan memanggil namanya, ternyata Sri tidak duduk di sana, tapi 3
kursi dari sana dan Sri menunjuk tangannya agar dosen itu melihatnya. Dan lagi lagi
bertanya kepadanya, entah kenapa dosen itu selalu ingin berbicara dengan dia.
Teman-temannya berpikir kalau dosen itu menyukainya karna selalu dia yang
diperhatikan, malah ada yang cemburu dengan Sri.
Minggu
berikutnya…tiba giliran kelompoknya Sri yang presentasi makalah. Awalnya
makalahnya dipuji oleh dosen tersebut karna penulisan yang bagus dan isi
makalahnya pun bagus. Tapi pada waktu presentasi…kelompok Sri tidak bisa
menjawab pertanyaan teman-temannya dengan sempurna. Sri pun menjawab
pertanyaan salah satu temannya, dia disuruh menuliskan bagaimana skema dari
konsep tersebut. Dengan memberanikan diri, Sri maju dengan memberanikan diri
karena tak tau apa yang ingin dituliskan dan saat dia mau mengambil spidol,
tapi dengan istimewanya spidol tersebut dibukakan dosen untuk Sri. Sri pun tak
tau apa yang harus dituliskan di papan tulis, dengan hati dan bicara yang
lembut dosen itu pun berkata ”masih bisa Sri??kalau tidak bisa biar bapak saja
yang menjawabnya nanti”. Sri pun meletakkan spidolnya dengan rasa yang begitu
malu, karena dihantui rasa dag dig dug duaar…Sri selalu salah tingkah dan tidak
bisa menjawab pertanyaan, padahal dia tau jwabannya tapi sulit untuk
diutarakan. Sepulang kuliah, Sri duduk di depan local sambil menunggu temannya.
Terlihat jauh dari kantor jurusan, dosen itu melihat ke arah Sri lama sekali.
Hati Sri bertanya-tanya, kenapa…apa yang salah denganku??
Keesokan
harinya, Sri berangkat ke kampus dan tak disangka-sangka di angkot dia ketemu
dengan dosen itu. Dengan hati yang dag dig dug lagi Sri pun memberanikan diri untuk
menegornya dengan senyuman. Dosen itu pun duduk di depan dekat supir lalu
menanyakan rumahnya Sri dimana, setelah itu dosen tersebut memegang hp nya dan
menelpon seseorang. Dan ternyata yang ditelp adalah istrinya, entah kenapa
dosen itu menelpon sambil melihat-lihat Sri dari kaca spion angkotnya. Sri
selalu bertanya-tanya dalam hati kenapa dosen itu selalu memperhatikannya dan
sampai sekarang belum juga belum ditemukan jawabannya.
Tiba
lah senin depannya, jauh dari local dosen itu tak kedip mata memperhatikan Sri
yang berjalan menuju local. Setiba di local, dosen itu bertanya pada Sri, “tadi
berangkatnya dari yang kemarin itu ya?? Sri yang tadinya bingung, lalu menjawab
iya pak”. Kemudian Sri duduk, dan tidak lama dosen tersebut mengumumkan bahwa
Ia akan pindah dan akan digantikan dengan dosen baru yaitu temannya sendiri
yang masih lajang. Sri yang tadinya semangat, tiba-tiba buaaaaarrrr……..hati dan
pikirannya pun hancur, gelap, bahkan terasa hampa. Rasanya tidak rela bila harus
berpisah dengan dosen yang sudah mengembalikan semangat belajarnya itu. Sri hanya
bisa diam dan diam saat itu.
Tok…tok…tok!
Tiba-tiba seorang lelaki gagah masuk, dan ternyata itulah dosen pengganti. Sri
yang tadinya hatinya buyer, kini semakin bertambah bencinya dengan dosen pengganti itu.
Padahal dia tidak tau apa-apa, dia hanya diajak untuk menggantikan mengajar. Mungkin..karna Sri tak rela digantikan dengan yang lain.
Entah
apa
yang terjadi pada Sri, ini perasaan suka, kagum, atau cinta, padahal
dosen tersebut telah memiliki bidadari dalam hidupnya. Dalam hati Sri
berkata, "kenapa aku harus merasakan ini??aku tak minta ini terjadi
padaku, karena ini sangat menyakitkanku. Aku juga tak mau selalu
terbayang akan dirinya, merindukannya, ingin melihat wajahnya dan
kata-katanya yang lembut serta menanti kehadirannya."
Sesampainya
di rumah, Sri hanya berdiam diri di kamar tanpa keluar sampai tibanya malam.
Dia tidak tau harus berbuat apa lagi, yang Sri harapkan hanya keajaiban yang
datang agar kejadian itu tidak terjadi. Rasanya seperti mimpi, mimpi yang
sangat buruk dan lebih buruk dari putus cinta.
Keesokan
harinya, Sri bertemu lagi dengan dosen itu. Tanpa Sri menegornya, dosen itu
sendiri yang mengajaknya berbicara dan sesekali bercanda. Seharian berlalu di
kampus, pulang ke rumah Sri hanya berdiam diri di kamarnya. Kriiing..kring..hp
Sri pun berbunyi dengan nomor baru panggilan masuk, diangkatnya telp itu dan
ternyata dosen favoritnya yang menelpon. “Mulai besok bapak gak masuk lagi ya
Sri, Sri belajarlah baik-baik biar nanti selesai kuliah cepat dapat kerja ya
Sri?! Iy pak, jawab Sri”. Telpon pun dimatikan dan hatinya Sri kembali rasanya
seperti hancur berkeping-keping, tidak tau lagi harus berbuat apa. Rasa
semangatnya kian memudar, tak berarti apa-apa. Dan kini Sri hanya menanti
sebuah keajaiban yang datang menghampirinya.
Bersambung…
21 Baccarat to Play: Baccarat, Rules, Strategy & Variants
BalasHapus21, the card game that's traditionally played today in American casinos is now played in two variations: the standard deck; the 52-card deck; the standard 52-card deck 바카라 사이트